Monday, 1 October 2012

HAMKA - PEGANGAN HIDUP



   Bermula pada zaman Rasulullah SAW, didalam riwayat menceritakan; pada suatu hari kira-kira pukul 9 pagi selepas matahari menampakkan sinarnya, Rasulullah SAW berjalan dari rumahNya menuju masjid Beliau yang mulia di Madinah. Seperti biasanya ada beberapa orang yang sedang sembahyang dhuha di masjid tersebut, akan tetapi pada umumnya pada waktu-waktu tersebut masyarakat Madinah sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing seperti: Bertani, berdagang, mengembala, dll. 

  Pada waktu Rasulullah SAW memasuki masjid, Beliau melihat seorang permuda disudut masjid sedang tafakkur dan termenung dengan muka muram seakan-akan menunjukkan kesedihan yang mendalam di hatinya. Rasulullah SAW menghampiri pemuda tersebut dan bertanya kepadanya; “mengapa disaat begini kamu terduduk termenung dan wajahmu menampakkan kesedihan atau bermuram durja? Apa yang kau derita saat ini?”pemuda tersebut dengan lemas menjawab; aku ditimpa duka cita ya Rasulullah, karena aq telah berhutang (rupanya pemuda tersebut memikirkan hutangnya kepada orang lain). Sebenarnya pemuda tersebut sudah lama berhutang dan janji pembayaran akan tiba masanya, akan tetapi dia tidak mempunyai persediaan apa-apa. Dengan tersenyum Rasulullah SAW menjawab; “sudikah kamu bila aku ajarkan suatu bacaan? Yang apabila bacaan atau doa ini kau baca tiap pagi dan petang dengan hati khusyuk, maka insyaAllah hutangmu akan terbayar”, dengan besar hati pemuda itu menjawab; “tentu ya Rasulullah!, aq senang sekali apabila Kau dapat mengajarkan doa tersebut.”Lalu Rasulullah SAW membacakannya, mengajarkan kepada pemuda tersebut, (semoga doa dapat kita baca pula setiap pagi dan petang). Bunyi dari doa tersebut adalah;
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن , وأعوذبك من ألعجز والكسل , وأعوذ بك من البخل والجبن , وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال .


Sebelum kita mengartikannya satu-persatu dari penggalan doa tersebut, makna dari keseluruhan doa tersebut adalah; “ya Tuhanku, aq berlindung kepada engkau dari (delapan perkara): aq berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan, dari kelemahan dan kemalasan, dari berat mengeluarkan uang (bakhil) dan pengecut, dari pengaruh berhutang dan kekuasaan orang lain atas diriku (sengingga aq tidak mempunyai kemerdekaan pribadi lagi).”

Delapan hal tersebutlah yang kita mohon kepada Tuhan untuk menjauhkannya dari kehidupan kita, karena apabila tidak, hal-hal tersebut akan membuat kita menjadi pribadi yang lemah, tidak mempunyai pribadi yang tegak. Padahal dalam ajaran agama Islam hanya satu tempat yang kita takuti yaitu Allah, yang lain tidak ada.


 Kesusahan 


Kalau orang merasa susah, pikirannya pun akan buntu seakan-akan tidak ada jalan untuk melangkah, padahal dalam kehidupan ini, manusia tidak jalan diatas jalan yang datar saja, akan tetapi kehidupan ini mendaki, menurun, miring dan terkadang berenang dalam gelombang. Seumpama benang yang kusut, tidak ada kusut yang tidak bisa di perbaiki dan air yang keruhpun tidak ada yang tidak bisa membuatnya jernih.


Dukacita


Memang banyak hal yang dapat membuat orang berdukacita, misalnya seperti kehilangan barang yang disukai dan kematian orang yang disayangi. Bisa jadi musibah yang datang secara tiba-tiba, barang yang ditunggu tidak kunjung datang, sesuatu yang dinantipun tidak ada kepastian tibanya, dll. Kalau kesusahan yang kita dapatkan menjadi kusut maka kedukaan yang kita hadapi akan menjadi gelap.


Lemah


Lemah disini adalah lemah pikiran, tidak ada energi dan tidak ada inisiatif lagi. Sifat beginilah yang membuat kita gampang menyerah, belum ada permasalahan yang datang akan tetapi hati mulai lemah.


Malas


Kalau sudah malas seakan-akan sudah tidak ada yang bisa dikerjakan, yang ada hanya berangan-angan saja. Berangan-angan hendak terbang padahal sayap tidak ada, berangan ingin memiliki mobil memah dan rumah besar akan tetapi ikhtiyar tidak ada dalam dirinya. Ada sebuah pepatah zaman dahulu mengatakan; “mati Belanda karena pangkat, mati Cina karena kekayaan, mati keling karena makanan, mati Melayu atau Indonesia karena angan-angan.” Inilah angan-angan karena sudah malas berbuat. Malas ini juga terlihat dari ciri orang yang apabila dia berjalan terlihat lunglai tanpa beban dan matanya seolah-olah tidak dapat memandang jauh kedepan.


Bakhil


Inilah hal yang berbahaya, sebagai contoh; dikumpulkannya harta banyak-banyak dengan maksud menguasai harta tersebut akan tetapi lama kelamaan harta tersebut yang menguasai dia. Dia menjadi bakhil dan kesibuknya siang malam hanyalah mencari uang untuk dikumpulkan.

Zaman dahulu dikota Medan ada seorang kaya raya yang hidup bergelimpangan harta dan terkenal bakhil. Dia memiliki rumah yang banyak dan beberapa pun disewakannya, dan masih banyak harta-hartanya yang lain. Suatu hari dia berjalan di kota medan dengan menggunakan payungnya, padahal pada zaman itu orang sudah banyak yang menggunakan mobil-mobil seperti Cadilac dan Chevrolet (mobil yang terkenal sebelum zaman perang). Menariknya, anak orang tersebut memanfaatkan kekayaan ayahnya dengan membeli mobil menggunakan uang ayahnya. Pada waktu itu ada orang yang bertanya pada si bakhil tersebut, “tuan!, anak tuan sudah naik mobil, kenapa tuan masih berjalan kaki?”si bakhil pun menjawab; “saya anak orang miskin, anak saya, anak orang kaya”(inilah contoh orang yang mencari harta bukan untuk menguasai akan tetapi dikuasai oleh harta tersebut).        


Pengecut


Inilah hal yang bisa dibilang lebih berbahaya lagi. Sebagai contoh orang yang ingin berdagang akan tetapi modal tidak ada, akan tetapi orang tersebut berani untuk tetap berdagang, maka keberanianlah yang menjadi modal utama dalam hal tersebut. Ada pepatah mengatakan; putus tali layang-layang robek kertas bingkai, hidup jangan mengepalang/tanggung-tanggung tidak kaya berani pakai. Keberanian itu menjadi modal. Oleh sebab itu, apabila orang rugi berniaga sebenarnya itu bukan rugi, yang penting berani, karena berdagang tidak selamanya menuai keuntungan. Oleh karena itu, jika keberanian hilang artinya separuh kekayaan tadi sudah habis, jadi walaupun modal banyak tapi keberanian tidak ada itu sama seperti rencana yang hanya sepenggal atau setengah.


Pengaruh Berhutang


Seperti halnya pemuda yang duduk termenung disudut masjid, Rasulullah pun bernah bersabda; “berusahalah bagaimana agar kamu tidak sampai berhutang karena dengan berhutang akan membebanimu siang dan malam”. Bisa saja orang berani berhutang, akan tetapi tentu saja dia berani dan berusaha untuk melunasinya, beda halnya seperti orang yang pengecut tadi. Bisa di bilang ilustrasi orang yang berhutang dan tidak bisa melunasi itu seperti hidup dalam dunia yang sempit, mau kemanapun dia pergi seolah-olah akan ada penagih yang datang kepadanya.


Pengaruh Kekuasaan Orang Lain


Dimana seseorang tidak mempunyai kemerdekaan diri buat menyatakan perasaan dikarenakan segan, terlalu banyak berhutang budi, banyak mendapat hadiah dari orang lain, dll. Seolah-olah mulut sudah tertutup tidak dapat berbicara karena tertekan oleh hutang budi oleh orang lain hingga tidak mempunyai kebebasan sama sekali.

Inilah delapan perkara yang ditunjukkan Nabi SAW kepada pemuda yang duduk di masjid tadi, sepatutnya kita dapat mengambil pedoman dari hal-hal tersebut bahwa hal yang terpenting adalah kemerdekaan jiwa, Indonesia sebagai negara yang merdeka dan penduduknya menyorakkan kemerdekaan akan tetapi tidak pernah merasa bahwa mereka telah terjajah, bukan lagi di jajah Belanda, karena Belanda sudah pergi puluhan tahun meninggalkan negeri ini dan juga bukan bangsa-bangsa lain, akan tetapi penjajahan yang datang dari sifat-sifat yang lemah seperti yang dijelaskan tadi. Akan halnya kesusahan yang selalu kita turutkan maka semua jalan akan menjadi buntu dan ita tidak tau lagi kemana akan pergi. Maka saatnya kita membesarkan diri, dengan kepala diangkat dan harga diri dijaga. Tidak ada hal yang tidak bisa di selesaikan apabila kita mau berusaha dan berdoa.

Dengan doa yang diajarkan Rosulullah SAW kepada pemuda tersebut, pemuda tersebut pun membacanya setiap hari pagi dan petang hingga dia mendapat pencerahan dan berusaha, pada akhirnya dia mampu membayar segala hutangnya dan memulai hidup baru dengan optimis.      

Sumber: Hamka - Pegangan Hidup. MPEG audio file
        

No comments:

Post a Comment