“Happiness is the Act of Submission and Desire to Follow Allah and to Abide by Moral Provisions” Ibn Khaldun
Saturday, 13 October 2012
Wednesday, 10 October 2012
10 Wasiat Hasan Al-Banna
2.
Bacalah Al-Qur’an,
lakukan pengkajian, dengarlah pengajian, dan berdzikirlah.
3.
Biasakanlah
berbicara dengan bahasa Arab standar.
4.
Jangan
memperbanyak perdebatan dalam semua urusan.
5.
Jangan terlalu
banyak tertawa.
6.
Jangan banyak
bergurau.
7.
Jangan bersuara
keras melebihi yang diperlukan pendengar.
8.
Jangan mengumpat
seseorang, jangan merendahkan lembaga Islam, dan jangan berbicara kecuali dalam
kebaikan.
9.
Berkenalanlah
dengan saudara dan teman yang anda jumpai.
10. Kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang anda
miliki. Oleh karena itu, bantulah orang lain agar memanfaatkan waktunya. Kalau anda
berurusan, persingkatlah pelaksanaannya.
Monday, 1 October 2012
HAMKA - PEGANGAN HIDUP
Bermula pada zaman
Rasulullah SAW, didalam riwayat menceritakan; pada suatu hari kira-kira pukul 9
pagi selepas matahari menampakkan sinarnya, Rasulullah SAW berjalan dari
rumahNya menuju masjid Beliau yang mulia di Madinah. Seperti biasanya ada
beberapa orang yang sedang sembahyang dhuha di masjid tersebut, akan
tetapi pada umumnya pada waktu-waktu tersebut masyarakat Madinah sedang sibuk
dengan aktifitasnya masing-masing seperti: Bertani, berdagang, mengembala, dll.
Pada waktu Rasulullah SAW memasuki masjid, Beliau melihat seorang permuda
disudut masjid sedang tafakkur dan termenung dengan muka muram
seakan-akan menunjukkan kesedihan yang mendalam di hatinya. Rasulullah SAW
menghampiri pemuda tersebut dan bertanya kepadanya; “mengapa disaat begini kamu
terduduk termenung dan wajahmu menampakkan kesedihan atau bermuram durja? Apa
yang kau derita saat ini?”pemuda tersebut dengan lemas menjawab; aku ditimpa
duka cita ya Rasulullah, karena aq telah berhutang (rupanya pemuda tersebut
memikirkan hutangnya kepada orang lain). Sebenarnya pemuda tersebut sudah lama
berhutang dan janji pembayaran akan tiba masanya, akan tetapi dia tidak
mempunyai persediaan apa-apa. Dengan tersenyum Rasulullah SAW menjawab;
“sudikah kamu bila aku ajarkan suatu bacaan? Yang apabila bacaan atau doa
ini kau baca tiap pagi dan petang dengan hati khusyuk, maka insyaAllah
hutangmu akan terbayar”, dengan besar hati pemuda itu menjawab; “tentu ya
Rasulullah!, aq senang sekali apabila Kau dapat mengajarkan doa
tersebut.”Lalu Rasulullah SAW membacakannya, mengajarkan kepada pemuda
tersebut, (semoga doa dapat kita baca pula setiap pagi dan petang).
Bunyi dari doa tersebut adalah;
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن , وأعوذبك من ألعجز والكسل , وأعوذ بك من البخل والجبن , وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال .
Sebelum kita
mengartikannya satu-persatu dari penggalan doa tersebut, makna dari
keseluruhan doa tersebut adalah; “ya Tuhanku, aq berlindung kepada
engkau dari (delapan perkara): aq berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan,
dari kelemahan dan kemalasan, dari berat mengeluarkan uang (bakhil) dan
pengecut, dari pengaruh berhutang dan kekuasaan orang lain atas diriku (sengingga
aq tidak mempunyai kemerdekaan pribadi lagi).”
Delapan hal tersebutlah
yang kita mohon kepada Tuhan untuk menjauhkannya dari kehidupan kita, karena
apabila tidak, hal-hal tersebut akan membuat kita menjadi pribadi yang lemah,
tidak mempunyai pribadi yang tegak. Padahal dalam ajaran agama Islam hanya satu
tempat yang kita takuti yaitu Allah, yang lain tidak ada.
Kesusahan
Kalau orang merasa
susah, pikirannya pun akan buntu seakan-akan tidak ada jalan untuk melangkah,
padahal dalam kehidupan ini, manusia tidak jalan diatas jalan yang datar saja,
akan tetapi kehidupan ini mendaki, menurun, miring dan terkadang berenang dalam
gelombang. Seumpama benang yang kusut, tidak ada kusut yang tidak bisa di
perbaiki dan air yang keruhpun tidak ada yang tidak bisa membuatnya jernih.
Dukacita
Memang banyak hal yang
dapat membuat orang berdukacita, misalnya seperti kehilangan barang yang
disukai dan kematian orang yang disayangi. Bisa jadi musibah yang datang secara
tiba-tiba, barang yang ditunggu tidak kunjung datang, sesuatu yang dinantipun
tidak ada kepastian tibanya, dll. Kalau kesusahan yang kita dapatkan menjadi
kusut maka kedukaan yang kita hadapi akan menjadi gelap.
Lemah
Lemah disini adalah
lemah pikiran, tidak ada energi dan tidak ada inisiatif lagi. Sifat beginilah
yang membuat kita gampang menyerah, belum ada permasalahan yang datang akan
tetapi hati mulai lemah.
Malas
Kalau sudah malas
seakan-akan sudah tidak ada yang bisa dikerjakan, yang ada hanya berangan-angan
saja. Berangan-angan hendak terbang padahal sayap tidak ada, berangan ingin memiliki
mobil memah dan rumah besar akan tetapi ikhtiyar tidak ada dalam dirinya.
Ada sebuah pepatah zaman dahulu mengatakan; “mati Belanda karena pangkat,
mati Cina karena kekayaan, mati keling karena makanan, mati Melayu atau
Indonesia karena angan-angan.” Inilah angan-angan karena sudah malas
berbuat. Malas ini juga terlihat dari ciri orang yang apabila dia berjalan terlihat
lunglai tanpa beban dan matanya seolah-olah tidak dapat memandang jauh kedepan.
Bakhil
Inilah hal yang
berbahaya, sebagai contoh; dikumpulkannya harta banyak-banyak dengan maksud
menguasai harta tersebut akan tetapi lama kelamaan harta tersebut yang
menguasai dia. Dia menjadi bakhil dan kesibuknya siang malam hanyalah mencari
uang untuk dikumpulkan.
Zaman dahulu dikota
Medan ada seorang kaya raya yang hidup bergelimpangan harta dan terkenal bakhil.
Dia memiliki rumah yang banyak dan beberapa pun disewakannya, dan masih banyak
harta-hartanya yang lain. Suatu hari dia berjalan di kota medan dengan
menggunakan payungnya, padahal pada zaman itu orang sudah banyak yang
menggunakan mobil-mobil seperti Cadilac dan Chevrolet (mobil yang terkenal
sebelum zaman perang). Menariknya, anak orang tersebut memanfaatkan kekayaan
ayahnya dengan membeli mobil menggunakan uang ayahnya. Pada waktu itu ada orang
yang bertanya pada si bakhil tersebut, “tuan!, anak tuan sudah naik mobil, kenapa
tuan masih berjalan kaki?”si bakhil pun menjawab; “saya anak orang miskin, anak
saya, anak orang kaya”(inilah contoh orang yang mencari harta bukan untuk
menguasai akan tetapi dikuasai oleh harta tersebut).
Pengecut
Inilah hal yang bisa
dibilang lebih berbahaya lagi. Sebagai contoh orang yang ingin berdagang akan
tetapi modal tidak ada, akan tetapi orang tersebut berani untuk tetap
berdagang, maka keberanianlah yang menjadi modal utama dalam hal tersebut. Ada
pepatah mengatakan; putus tali layang-layang robek kertas bingkai, hidup
jangan mengepalang/tanggung-tanggung tidak kaya berani pakai. Keberanian
itu menjadi modal. Oleh sebab itu, apabila orang rugi berniaga sebenarnya itu
bukan rugi, yang penting berani, karena berdagang tidak selamanya menuai
keuntungan. Oleh karena itu, jika keberanian hilang artinya separuh kekayaan
tadi sudah habis, jadi walaupun modal banyak tapi keberanian tidak ada itu sama
seperti rencana yang hanya sepenggal atau setengah.
Pengaruh Berhutang
Seperti halnya pemuda
yang duduk termenung disudut masjid, Rasulullah pun bernah bersabda;
“berusahalah bagaimana agar kamu tidak sampai berhutang karena dengan berhutang
akan membebanimu siang dan malam”. Bisa saja orang berani berhutang, akan
tetapi tentu saja dia berani dan berusaha untuk melunasinya, beda halnya
seperti orang yang pengecut tadi. Bisa di bilang ilustrasi orang yang berhutang
dan tidak bisa melunasi itu seperti hidup dalam dunia yang sempit, mau
kemanapun dia pergi seolah-olah akan ada penagih yang datang kepadanya.
Pengaruh Kekuasaan Orang Lain
Dimana seseorang tidak
mempunyai kemerdekaan diri buat menyatakan perasaan dikarenakan segan, terlalu
banyak berhutang budi, banyak mendapat hadiah dari orang lain, dll. Seolah-olah
mulut sudah tertutup tidak dapat berbicara karena tertekan oleh hutang budi
oleh orang lain hingga tidak mempunyai kebebasan sama sekali.
Inilah delapan perkara
yang ditunjukkan Nabi SAW kepada pemuda yang duduk di masjid tadi, sepatutnya
kita dapat mengambil pedoman dari hal-hal tersebut bahwa hal yang terpenting
adalah kemerdekaan jiwa, Indonesia sebagai negara yang merdeka dan penduduknya
menyorakkan kemerdekaan akan tetapi tidak pernah merasa bahwa mereka telah
terjajah, bukan lagi di jajah Belanda, karena Belanda sudah pergi puluhan tahun
meninggalkan negeri ini dan juga bukan bangsa-bangsa lain, akan tetapi
penjajahan yang datang dari sifat-sifat yang lemah seperti yang dijelaskan
tadi. Akan halnya kesusahan yang selalu kita turutkan maka semua jalan akan
menjadi buntu dan ita tidak tau lagi kemana akan pergi. Maka saatnya kita
membesarkan diri, dengan kepala diangkat dan harga diri dijaga. Tidak ada hal
yang tidak bisa di selesaikan apabila kita mau berusaha dan berdoa.
Dengan doa yang
diajarkan Rosulullah SAW kepada pemuda tersebut, pemuda tersebut pun membacanya
setiap hari pagi dan petang hingga dia mendapat pencerahan dan berusaha, pada
akhirnya dia mampu membayar segala hutangnya dan memulai hidup baru dengan
optimis.
Sumber: Hamka
- Pegangan Hidup. MPEG audio file
Subscribe to:
Comments (Atom)

