Tuesday, 11 December 2012

Sunnah yang Terlupakan


       Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baik perkataan, perbuatan, ataupun persetujuan. Sunnah juga berarti sesuatu yang pelakunya mendapat pahala dan tidak ada dosa bagi yang meninggalkannya. Di antara perbuatan sunnah yang jarang dilakukan kaum muslimin adalah sebagai berikut:
1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat MelepasnyaDiriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakai keduanya sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menjaga Dan Memelihara WudhuDiriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)Bersiwak disunnahkan setiap saat, tetapi lebih sunnah lagi saat hendak berwudhu, shalat, membaca Al-Qur`an, saat bau mulut berubah, baik saat berpuasa ataupun tidak, pagi maupun sore, saat bangun tidur, dan hendak memasuki rumah.Bersiwak merupakan perbuatan sunnah yang hampir tidak pernah dilakukan oleh banyak orang, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Allah. Untuk itu, wahai saudaraku, belilah kayu siwak untuk dirimu dan keluargamu sehingga kalian bisa menghidupkan sunnah ini kembali dan niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Shalat IstikharahDiriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallammengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah.
5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika BerwudhuDiriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamberkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke KananDiriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
 7. Berbuka Puasa Dengan Makanan RinganDiriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuka puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari BencanaSujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
 9. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya`Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.
10. Mengikuti Bacaan MuadzinDiriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)
11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan Shaf Pertama.Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
 12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika BertamuJika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya anda harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin. Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
13. Mengibaskan Seprai Saat Hendak TidurDiriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)
 14. Meruqyah Diri Dan KeluargaDiriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah.” (HR. Al-Bukhari) 15. Berdoa Saat Memakai Pakaian BaruDiriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau membaca, “Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tujuannya dibuat.”(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi) 16. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak KecilDiriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim) 17. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke air dan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 18. Membaca ‘Amin’ Dengan Suara Keras Saat Menjadi MakmumDiriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika imam membaca “Amin” maka kalian juga harus membaca “Amin” karena barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kaum salafus-shalih mengeraskan bacaan “Amin” sehingga masjid bergemuruh. 19. Mengeraskan Suara Saat Membaca Zikir Setelah ShalatDi dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, “Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ibnu Abbas juga mengatakan, “Aku mengetahui orang-orang telah selesai melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka.” (HR. Al-Bukhari)Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.”Sunnah ini tidak dilakukan di banyak masjid sehingga tidak dapat dibedakan apakah imam sudah salam atau belum, karena suasananya sepi dan hening. Caranya adalah imam dan makmum mengeraskan bacaan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) secara sendiri-sendiri, bukan satu komando dan satu suara. Adapun mengeraskan suara ketika berzikir dengan satu komando, satu suara dan dipimpin oleh imam maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak, ada yang memandang sunnah dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir berjamaah adalah perbuatan bid’ah. 20. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat SunnahDiriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, “Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu.” (HR. Al-Bukhari)Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah.Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin Mahdi, “Aku mendengar Sufyan berkata, ‘Tiada satu hadits pun yang sampai kepadaku kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya sekali.”Muslim bin Yasar mengatakan, “Aku pernah melakukan shalat dengan memakai sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku melakukan itu hanya ingin menjalankan sunnah Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam.”Ibnu Rajab menuturkan, “Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih. 

Sumber: http://isidunia.blogspot.com/2012/12/sunnah-yang-jarang-dilakukan-kaum.html

Saturday, 8 December 2012

Kebahagian Mengikut Konsep Prof. Syed Naquib Al-Attas

Matlamat terakhir dalam menuntut atau menggali ilmu tidak ada lain hanya untuk mencapai taqwa dan redha Allah. Itulah matlamat terakhir dalam menuntut ilmu. Dalam Adab mencari ilmu tidak boleh lari ianya bermula dengan membaca pada peringkat awal kerana seorang ilmuwan itu bermula dengan membaca dan dapat menerokai ilmu serta dikurniakan sebuah kefahaman yang hakiki dalam agama untuk ianya diberi kefahaman kepada ummah dan hakikinya boleh menambah ketenangan dalam jiwa kita. Itu juga yang dinamakan penambahbaikan dalam prestasi Iman kita.

       Kebahagiaan yang hakiki dalam islam adalah bersifat ukhrawi iaitu bukan yang dimaksudkan hanya pada amalan ibadah semata-mata malah keyakinan yang mutlak kepada kebenaran yang kukuh dan perkara ini tiada pada sifat kebudayaan barat sekular. AL-Attas menyebut; " Kesejahteraan" dan "kebahagiaan" itu bukan ianya merujuk kepada sifat badani dan jasmani insan,bukan kepada diri hayawani sifat basyari dan bukan pula dia suatu keadaan akal fikri insan yang hanya dapat dinikmati dalam alam fikiran dan nazar akali belaka. Kesejahteraan dan Kebahagiaan itu merujuk kepada keyakinan diri akan hakikat terakhir yang mutlak yang di cari-cari itu-yakni keadaan diri yang yakin akan hak ta'ala dan penunaian amalan yang dikerjakan oleh diri itu berdasarkan keyakinan itu dan menuturi titah batinnya dan keyakinan adalah suatu keadaan diri yang kekal berada dalam diri insan dan yang merujuk pula kepada sesuatu yang kekal tentang diri insan itu-dan sesuatu yang kekal tentang diri insan itu dikenalinya dengan nazar serta rasa batinnya sebagai suatu alat hidup ruhani yang digelar kalbu.

       Maka kesejahteraan dan kebahagiaan itu adalah keyakinan yang kekal mesra menetap dalam kalbu insan; dia itu keamanan dan kedamaian dan ketenteraman kalbu; dia itu ilmu dan ilmu itu keimanan dan keadaan beriman; dia itu juga ilmu yang memberi tahu tentang tempat yang wajar dan keadaan yang tepat, keadaan yang benar dan betul bagi diri insan dalam rencana pelbagai martabat alam makhluk jelata; dan tempat yang wajar serta keadaan yang tepat dan benar dan betul bagi diri itu adalah tempat dan keadaan yang bernisbah kepada Khaliqnya; dia itu suatu keadaan yang dikenali sebagai 'adl-yakni ;Keadilan.

    Prof turut memberikan definisi kebahagiaan yang sangat tepat pada pandangan saya. Katanya, Kebahagiaan (sa’adah), lawan kepada kesengsaraan (shaqawah), dan sebagaimana yang dialami dan disedari oleh mereka yang benar-benar menyerah diri kepada Tuhan dan menurut perintah-Nya, bukanlah sendirinya suatu tujuan akhir, ya’ni suatu tujuan yang berakhir dengan kebahagiaan itu sendiri, kerana kebaikan yang terala di dunia ini adalah cinta kepada Tuhan. Kebahagiaan yang berkekalan dalam kehidupan tidak merujuk kepada pihak jasmani atau zahir insan, tidak kepada diri hayawani dan badan insan sahaja; ia bukanlah suatu keadaan zihni (mental) semata-mata, atau perasaan yang mempunyai hujung-pangkal (ya’ni yang bermula dan berakhir) dan bukanlah ia bersenang-senang atau hiburan. Kebahagiaan yang berkekalan didunia melibatkan keyakinan kepada Kebenaran Terakhir dan penunaian segala perbuatan yang bersesuaian dengan keyakinan itu.

        Keyakinan adalah suatu keadaan yang kekal dalam kesedaran yang menjadi fitrah kepada sesuatu yang kekal dalam diri insan, dan ia dicerapi oleh anggota pengenalan bersifat ruhani yang dinamakan hati (qalb). Ialah ketenangan dan ketenteraman dan keselamatan hati (tuma’ninah): ialah pengenalan (ma’rifah) dan pengenalan ini ialah iman. Ia itu ilmu pengenalan tentang Tuhan sebagaimana Ia memperikan Diri-Nya dalam wahyu (al-Quran); ia juga melibatkan seseorang itu mengenal tempatnya yang hak dan betul dalam rencana alam ciptaan ini dan pertaliannya yang patut dengan Penciptanya diikuti dengan amal ibadah yang difardukan bersesuaian dengan ma’rifah itu hingga menghasilkan keadilan (‘adl). Hanya sanya dengan ma’rifah yang sedemikian itulah dapat cinta kepada Tuhan dicapai dalam kehidupan di dunia ini. (rujuk mukasurat 42 dan 43).

Merujuk buku “ makna kebahagian dan pengalamannya dalam islam” prof Naquib Al-Attas. ( http://chintarabiah.blogspot.com/2011/06/kebahagian-mengikut-konsep-prof-syed.html)

Wednesday, 10 October 2012

10 Wasiat Hasan Al-Banna


1.    Jika anda medengar azan, segeralah lakukan shalat, walau bagaimanapun sibuknya anda.
2.    Bacalah Al-Qur’an, lakukan pengkajian, dengarlah pengajian, dan berdzikirlah.
3.    Biasakanlah berbicara dengan bahasa Arab standar.
4.    Jangan memperbanyak perdebatan dalam semua urusan.
5.    Jangan terlalu banyak tertawa.
6.    Jangan banyak bergurau.
7.    Jangan bersuara keras melebihi yang diperlukan pendengar.
8.    Jangan mengumpat seseorang, jangan merendahkan lembaga Islam, dan jangan berbicara kecuali dalam kebaikan.
9.    Berkenalanlah dengan saudara dan teman yang anda jumpai.
10. Kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang anda miliki. Oleh karena itu, bantulah orang lain agar memanfaatkan waktunya. Kalau anda berurusan, persingkatlah pelaksanaannya.

Monday, 1 October 2012

HAMKA - PEGANGAN HIDUP



   Bermula pada zaman Rasulullah SAW, didalam riwayat menceritakan; pada suatu hari kira-kira pukul 9 pagi selepas matahari menampakkan sinarnya, Rasulullah SAW berjalan dari rumahNya menuju masjid Beliau yang mulia di Madinah. Seperti biasanya ada beberapa orang yang sedang sembahyang dhuha di masjid tersebut, akan tetapi pada umumnya pada waktu-waktu tersebut masyarakat Madinah sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing seperti: Bertani, berdagang, mengembala, dll. 

  Pada waktu Rasulullah SAW memasuki masjid, Beliau melihat seorang permuda disudut masjid sedang tafakkur dan termenung dengan muka muram seakan-akan menunjukkan kesedihan yang mendalam di hatinya. Rasulullah SAW menghampiri pemuda tersebut dan bertanya kepadanya; “mengapa disaat begini kamu terduduk termenung dan wajahmu menampakkan kesedihan atau bermuram durja? Apa yang kau derita saat ini?”pemuda tersebut dengan lemas menjawab; aku ditimpa duka cita ya Rasulullah, karena aq telah berhutang (rupanya pemuda tersebut memikirkan hutangnya kepada orang lain). Sebenarnya pemuda tersebut sudah lama berhutang dan janji pembayaran akan tiba masanya, akan tetapi dia tidak mempunyai persediaan apa-apa. Dengan tersenyum Rasulullah SAW menjawab; “sudikah kamu bila aku ajarkan suatu bacaan? Yang apabila bacaan atau doa ini kau baca tiap pagi dan petang dengan hati khusyuk, maka insyaAllah hutangmu akan terbayar”, dengan besar hati pemuda itu menjawab; “tentu ya Rasulullah!, aq senang sekali apabila Kau dapat mengajarkan doa tersebut.”Lalu Rasulullah SAW membacakannya, mengajarkan kepada pemuda tersebut, (semoga doa dapat kita baca pula setiap pagi dan petang). Bunyi dari doa tersebut adalah;
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن , وأعوذبك من ألعجز والكسل , وأعوذ بك من البخل والجبن , وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال .


Sebelum kita mengartikannya satu-persatu dari penggalan doa tersebut, makna dari keseluruhan doa tersebut adalah; “ya Tuhanku, aq berlindung kepada engkau dari (delapan perkara): aq berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan, dari kelemahan dan kemalasan, dari berat mengeluarkan uang (bakhil) dan pengecut, dari pengaruh berhutang dan kekuasaan orang lain atas diriku (sengingga aq tidak mempunyai kemerdekaan pribadi lagi).”

Delapan hal tersebutlah yang kita mohon kepada Tuhan untuk menjauhkannya dari kehidupan kita, karena apabila tidak, hal-hal tersebut akan membuat kita menjadi pribadi yang lemah, tidak mempunyai pribadi yang tegak. Padahal dalam ajaran agama Islam hanya satu tempat yang kita takuti yaitu Allah, yang lain tidak ada.


 Kesusahan 


Kalau orang merasa susah, pikirannya pun akan buntu seakan-akan tidak ada jalan untuk melangkah, padahal dalam kehidupan ini, manusia tidak jalan diatas jalan yang datar saja, akan tetapi kehidupan ini mendaki, menurun, miring dan terkadang berenang dalam gelombang. Seumpama benang yang kusut, tidak ada kusut yang tidak bisa di perbaiki dan air yang keruhpun tidak ada yang tidak bisa membuatnya jernih.


Dukacita


Memang banyak hal yang dapat membuat orang berdukacita, misalnya seperti kehilangan barang yang disukai dan kematian orang yang disayangi. Bisa jadi musibah yang datang secara tiba-tiba, barang yang ditunggu tidak kunjung datang, sesuatu yang dinantipun tidak ada kepastian tibanya, dll. Kalau kesusahan yang kita dapatkan menjadi kusut maka kedukaan yang kita hadapi akan menjadi gelap.


Lemah


Lemah disini adalah lemah pikiran, tidak ada energi dan tidak ada inisiatif lagi. Sifat beginilah yang membuat kita gampang menyerah, belum ada permasalahan yang datang akan tetapi hati mulai lemah.


Malas


Kalau sudah malas seakan-akan sudah tidak ada yang bisa dikerjakan, yang ada hanya berangan-angan saja. Berangan-angan hendak terbang padahal sayap tidak ada, berangan ingin memiliki mobil memah dan rumah besar akan tetapi ikhtiyar tidak ada dalam dirinya. Ada sebuah pepatah zaman dahulu mengatakan; “mati Belanda karena pangkat, mati Cina karena kekayaan, mati keling karena makanan, mati Melayu atau Indonesia karena angan-angan.” Inilah angan-angan karena sudah malas berbuat. Malas ini juga terlihat dari ciri orang yang apabila dia berjalan terlihat lunglai tanpa beban dan matanya seolah-olah tidak dapat memandang jauh kedepan.


Bakhil


Inilah hal yang berbahaya, sebagai contoh; dikumpulkannya harta banyak-banyak dengan maksud menguasai harta tersebut akan tetapi lama kelamaan harta tersebut yang menguasai dia. Dia menjadi bakhil dan kesibuknya siang malam hanyalah mencari uang untuk dikumpulkan.

Zaman dahulu dikota Medan ada seorang kaya raya yang hidup bergelimpangan harta dan terkenal bakhil. Dia memiliki rumah yang banyak dan beberapa pun disewakannya, dan masih banyak harta-hartanya yang lain. Suatu hari dia berjalan di kota medan dengan menggunakan payungnya, padahal pada zaman itu orang sudah banyak yang menggunakan mobil-mobil seperti Cadilac dan Chevrolet (mobil yang terkenal sebelum zaman perang). Menariknya, anak orang tersebut memanfaatkan kekayaan ayahnya dengan membeli mobil menggunakan uang ayahnya. Pada waktu itu ada orang yang bertanya pada si bakhil tersebut, “tuan!, anak tuan sudah naik mobil, kenapa tuan masih berjalan kaki?”si bakhil pun menjawab; “saya anak orang miskin, anak saya, anak orang kaya”(inilah contoh orang yang mencari harta bukan untuk menguasai akan tetapi dikuasai oleh harta tersebut).        


Pengecut


Inilah hal yang bisa dibilang lebih berbahaya lagi. Sebagai contoh orang yang ingin berdagang akan tetapi modal tidak ada, akan tetapi orang tersebut berani untuk tetap berdagang, maka keberanianlah yang menjadi modal utama dalam hal tersebut. Ada pepatah mengatakan; putus tali layang-layang robek kertas bingkai, hidup jangan mengepalang/tanggung-tanggung tidak kaya berani pakai. Keberanian itu menjadi modal. Oleh sebab itu, apabila orang rugi berniaga sebenarnya itu bukan rugi, yang penting berani, karena berdagang tidak selamanya menuai keuntungan. Oleh karena itu, jika keberanian hilang artinya separuh kekayaan tadi sudah habis, jadi walaupun modal banyak tapi keberanian tidak ada itu sama seperti rencana yang hanya sepenggal atau setengah.


Pengaruh Berhutang


Seperti halnya pemuda yang duduk termenung disudut masjid, Rasulullah pun bernah bersabda; “berusahalah bagaimana agar kamu tidak sampai berhutang karena dengan berhutang akan membebanimu siang dan malam”. Bisa saja orang berani berhutang, akan tetapi tentu saja dia berani dan berusaha untuk melunasinya, beda halnya seperti orang yang pengecut tadi. Bisa di bilang ilustrasi orang yang berhutang dan tidak bisa melunasi itu seperti hidup dalam dunia yang sempit, mau kemanapun dia pergi seolah-olah akan ada penagih yang datang kepadanya.


Pengaruh Kekuasaan Orang Lain


Dimana seseorang tidak mempunyai kemerdekaan diri buat menyatakan perasaan dikarenakan segan, terlalu banyak berhutang budi, banyak mendapat hadiah dari orang lain, dll. Seolah-olah mulut sudah tertutup tidak dapat berbicara karena tertekan oleh hutang budi oleh orang lain hingga tidak mempunyai kebebasan sama sekali.

Inilah delapan perkara yang ditunjukkan Nabi SAW kepada pemuda yang duduk di masjid tadi, sepatutnya kita dapat mengambil pedoman dari hal-hal tersebut bahwa hal yang terpenting adalah kemerdekaan jiwa, Indonesia sebagai negara yang merdeka dan penduduknya menyorakkan kemerdekaan akan tetapi tidak pernah merasa bahwa mereka telah terjajah, bukan lagi di jajah Belanda, karena Belanda sudah pergi puluhan tahun meninggalkan negeri ini dan juga bukan bangsa-bangsa lain, akan tetapi penjajahan yang datang dari sifat-sifat yang lemah seperti yang dijelaskan tadi. Akan halnya kesusahan yang selalu kita turutkan maka semua jalan akan menjadi buntu dan ita tidak tau lagi kemana akan pergi. Maka saatnya kita membesarkan diri, dengan kepala diangkat dan harga diri dijaga. Tidak ada hal yang tidak bisa di selesaikan apabila kita mau berusaha dan berdoa.

Dengan doa yang diajarkan Rosulullah SAW kepada pemuda tersebut, pemuda tersebut pun membacanya setiap hari pagi dan petang hingga dia mendapat pencerahan dan berusaha, pada akhirnya dia mampu membayar segala hutangnya dan memulai hidup baru dengan optimis.      

Sumber: Hamka - Pegangan Hidup. MPEG audio file
        

Tuesday, 25 September 2012

KEHIDUPAN DAN KEBAHAGIAAN

KEHIDUPAN kita sebagai manusia menghabiskan renggang waktu setidaknya mencapai 80 tahun lamanya, dan setiap harinya kita menghabiskan waktu sekitar 16 jam untuk aktif, apakah setiap orang menikmati waktu berharga tersebut? Apakah setiap orang bahagia?.


       KEBAHAGIAAN didunia adalah sebuah pilihan bagi setiap manusia yang hidup. Seumpama ada dua buah gelas; gelas A berisi penuh dengan air dan gelas B hanya terisi setengahnya, orang yang paling bahagia adalah orang yang dapat menikmati apa pun yang dia pilih dari salah satu gelas tersebut untuk dinikmati isinya.
     Menurut penelitian dan sample yang diperoleh, sebenarnya kebahagiaan seseorang tidak selamanya tergantung pada kekayaan, sebagai contoh: Tingkat pendapatan dan kepuasan di suatu Negara Bagian di Amerika mencatat; bahwa tingkat bunuh diri terbanyak terdapat pada Negara Bagian yang pendapatan kehidupan sehari-hari penduduknya diatas rata-rata dari Negara Bagian yang lain. Fakta sejarah pun mencatat, mungkin sebagian besar orang mengenal Kurt Donald Cobain, seorang musisi Amerika yang sangat terkenal di era 80-an, Cobain di temukan mati bunuh diri di ruang tamu rumahnya pada 5 april 1994, dan pastinya anda mengenal seorang designer ternama dari Inggris, Lee Alexander McQueen, dialah yang mengepalai bagian design sekaligus pemilik brand Louis Vuitton dari produk busana yang sangat terkenal Givenchy pada tahun 1994, McQueen empat kali mendapat gelar terbaik sebagai perancang busana oleh British Fashion Council's dan pernah mendapat gelar kehormatan dari kerajaan Inggris. McQueen bunuh diri tahun 2010 tidak lama setelah ibunya meninggal. Setelah mengetahui fakta diatas, apakah anda masih berfikir bahwa kebahagiaan hanya dapat dinilai dari kekayaan dan ketenaran?. Apakah anda mengetahui kisah seorang Mahatma Gandhi yang meninggalkan kehidupan mewah dunia hanya untuk mencari kebenaran dan kebahagiaan. Mungkin anda pernah mendengar seorang petinggi perusahaan otomotif yang membiarkan perusahaan diambil kendali oleh orang lain, dengan alasan kekayaan yang dia kumpulkan selama ini tidak dapat mengembalikan ibunya yang telah meninggal dunia. Atau barangkali kalian pernah mendengar berita tentang seorang putri dari sebuah kerajaan di Asia yang mati bunuh diri, fakta mengatakan bahwa sang putri memilih bunuh diri dilatar belakangi karena setiap lelaki yang ingin menikahinya selalu mempertimbangkan hartanya.    
    Sebagian dari anda yang mebaca tulisan ini mungkin mempunyai pendapatan yang bisa dibilang mencukupi, yaitu bila dilihat anda mempunyai tempat tinggal yang layak, makanan yang cukup, dan segi keamanan hidup yang bisa dibilang nyaman bila dibandingkan dengan jutaan orang yang hidup di dunia ini. Adapun orang yang mempunyai aset dan sarana hidup yang lebih dari cukup; apakah dengan begitu anda akan merasa bahagia?. Dengan ketidak puasan, anda akan mencoba mencari dan menumpuk-numpuk harta untuk mencapai nilai kebahagian yang lebih dari orang lain, atau mungkin dengan pencapaian tersebut anda dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Sejauh mana pencapaian tersebut dapat membahagiakan anda? Itupun dapat dilihat dari barang-barang yang anda dapat selama ini.
      Seseorang rela mengantri berhari-hari untuk membeli barang kesayangannya, seperti contoh iphone5 yang baru-baru ini perusahaan Apple meluncurkan produk terbarunya, banyak orang mengantri berhari-hari hanya untuk memiliki ponsel pintar tersebut, apakah nilai kebahagiaan seseorang akan berhenti begitu saja setelah memiliki barang tersebut? ataukah seseorang akan menuruti keinginannya memiliki barang hingga iphone13 diproduksi? Jika anda bayangkan, hal tersebut tidak akan ada habisnya. Sebenarnya bukan barang atau keadaan seseorang yang dapat membuat mereka bahagia, akan tetapi persepsi dan sejauh mana akal mereka dapat menilai kebagiaan tersebut.
        Seberapa tinggi nilai IQ anda? Apakah anda cukup pintar?
        Berapa standar EQ anda? Apakah anda cukup cerdas dalam menguasai diri terhadap emosi?  
       Apabila anda adalah orang yang mempunyai IQ dan EQ diatas rata-rata, kemungkinan besar anda akan menjadi orang sukses, SUKSES untuk anda!