KEBAHAGIAAN didunia
adalah sebuah pilihan bagi setiap manusia yang hidup. Seumpama ada dua buah gelas;
gelas A berisi penuh dengan air dan gelas B hanya terisi setengahnya, orang
yang paling bahagia adalah orang yang dapat menikmati apa pun yang dia pilih dari
salah satu gelas tersebut untuk dinikmati isinya.
Menurut penelitian
dan sample yang diperoleh, sebenarnya kebahagiaan seseorang tidak selamanya
tergantung pada kekayaan, sebagai contoh: Tingkat pendapatan dan kepuasan di
suatu Negara Bagian di Amerika mencatat; bahwa tingkat bunuh diri terbanyak
terdapat pada Negara Bagian yang pendapatan kehidupan sehari-hari penduduknya diatas
rata-rata dari Negara Bagian yang lain. Fakta sejarah pun mencatat, mungkin
sebagian besar orang mengenal Kurt Donald Cobain, seorang musisi Amerika yang
sangat terkenal di era 80-an, Cobain di temukan mati bunuh diri di ruang tamu rumahnya
pada 5 april 1994, dan pastinya anda mengenal seorang designer ternama dari
Inggris, Lee
Alexander McQueen, dialah yang mengepalai bagian design sekaligus pemilik brand
Louis Vuitton
dari produk busana yang sangat terkenal Givenchy pada tahun 1994, McQueen empat
kali mendapat gelar terbaik sebagai perancang busana oleh British Fashion
Council's dan pernah mendapat gelar kehormatan dari kerajaan Inggris. McQueen
bunuh diri tahun 2010 tidak lama setelah ibunya meninggal. Setelah mengetahui fakta
diatas, apakah anda masih berfikir bahwa kebahagiaan hanya dapat dinilai dari
kekayaan dan ketenaran?. Apakah anda mengetahui kisah seorang Mahatma Gandhi
yang meninggalkan kehidupan mewah dunia hanya untuk mencari kebenaran dan kebahagiaan.
Mungkin anda pernah mendengar seorang petinggi perusahaan otomotif yang
membiarkan perusahaan diambil kendali oleh orang lain, dengan alasan kekayaan
yang dia kumpulkan selama ini tidak dapat mengembalikan ibunya yang telah
meninggal dunia. Atau barangkali kalian pernah mendengar berita tentang seorang
putri dari sebuah kerajaan di Asia yang mati bunuh diri, fakta mengatakan bahwa
sang putri memilih bunuh diri dilatar belakangi karena setiap lelaki yang ingin
menikahinya selalu mempertimbangkan hartanya.
Sebagian dari
anda yang mebaca tulisan ini mungkin mempunyai pendapatan yang bisa dibilang mencukupi,
yaitu bila dilihat anda mempunyai tempat tinggal yang layak, makanan yang
cukup, dan segi keamanan hidup yang bisa dibilang nyaman bila dibandingkan
dengan jutaan orang yang hidup di dunia ini. Adapun orang yang mempunyai aset
dan sarana hidup yang lebih dari cukup; apakah dengan begitu anda akan merasa
bahagia?. Dengan ketidak puasan, anda akan mencoba mencari dan menumpuk-numpuk
harta untuk mencapai nilai kebahagian yang lebih dari orang lain, atau mungkin
dengan pencapaian tersebut anda dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Sejauh
mana pencapaian tersebut dapat membahagiakan anda? Itupun dapat dilihat dari
barang-barang yang anda dapat selama ini.
Seseorang rela
mengantri berhari-hari untuk membeli barang kesayangannya, seperti contoh iphone5
yang baru-baru ini perusahaan Apple meluncurkan produk terbarunya, banyak orang
mengantri berhari-hari hanya untuk memiliki ponsel pintar tersebut, apakah
nilai kebahagiaan seseorang akan berhenti begitu saja setelah memiliki barang
tersebut? ataukah seseorang akan menuruti keinginannya memiliki barang hingga
iphone13 diproduksi? Jika anda bayangkan, hal tersebut tidak akan ada habisnya.
Sebenarnya bukan barang atau keadaan seseorang yang dapat membuat mereka bahagia,
akan tetapi persepsi dan sejauh mana akal mereka dapat menilai kebagiaan
tersebut.
Seberapa tinggi
nilai IQ anda? Apakah anda cukup pintar?
Berapa standar
EQ anda? Apakah anda cukup cerdas dalam menguasai diri terhadap emosi?
Apabila anda
adalah orang yang mempunyai IQ dan EQ diatas rata-rata, kemungkinan besar anda
akan menjadi orang sukses, SUKSES untuk anda!

